Rabu, 19 maret 2014
Jam 20:00
MAKALAH EKONOMI MIKRO
KEGAGALAN PASAR, PENYEBAB DAN SOLUSI
Amalia Ananda Putri
(102.12.676)
2EA20
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dengan adanya mata kuliah Teori Ekonomi
Mikro mahasiswa akan dapat mengembangkan suatu dasar yang kuat atas adanya
suatu konsep-konsep perekonomian pasar, seperti pemahaman tentang hakekat dan
metode pembuatan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, produsen dan
pemerintah, yang harus ditetapkannya untuk memilih di antara sumberdaya yang
terbatas, beserta seluruh kendala yang ada, seperti persaingan tidak sempurna.
Mahasiswa juga diharapkan akan dapat mengembangkan pemahaman mengenai kerangka
institusional perekonomian di dalam sistem ekstrim maupun campuran. Berarti
menyangkut analisis cara-cara produsen mengorganisasikan bisnis, peranan
serikat pekerja dalam pasar tenagakerja, peranan pajak dalam pilihan-pilihan
ekonomi langsung, dan dampak regulasi pemerintah pada keputusan produksi.
Mahasiswa juga diharapkan akan dapat menerapkan suatu konsep dasar ekonomi pada
situasi-situasi apapun yang dapat berbentuk problematik.
Supaya dapat mencapai hal ini para
mahasiswa memerlukan metodologi dasar dan alat analisis yang diperlukan untuk
memformulasikan keputusan-keputusan ekonomi. Pada akhirnya mahasiswa akan dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai peranan ilmu ekonomi (mikro)
ke dalam lingkungan sosiologi-politik kita secara lebih nyata Kebalikan dari
ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara
keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,
berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam
tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal
tersebut.
B. Tujuan
a. melihat pengaruh ekonomi mikro yang disebabkan oleh
kegagalan pasar
b. memperoleh solusi adanya kegagalan pasar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ekonomi
Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi)
adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan
perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input,
barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan
atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada suatu
barang dan jasa yang ditawarkannya, menentukan penawaran dan permintaan barang
dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi
secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu
keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama
(ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang
membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan
ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang
berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan
tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.Tinjauan umum Salah satu tujuan
ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk
harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di
antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar,
yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta
menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar
persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro,
meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan
pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta
berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah
pembahasan mengenai `elastisitas produk dalam sistem pasar. Asumsi dan definisi.
B. Kegagalan Pasar
Dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan
pasar" tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan,
sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam
mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya
memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika
disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di
sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah
kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani
"kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang biasanya
dibuat dari landasan moral atau sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan
dari kekuasaan pasar dimana "sebuah" pembeli atau penjual bisa
memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Penyalahgunaan kekuasaan
pasar bisa dikurangi dengan menggunakan undang-undang anti-trust.
Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana
"pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi di dalam
orang luar/asing." Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.
Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan
keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif
terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran
air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah,
pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa
perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada
taraf yang seharusnya.
Barang publik seperti pertahanan nasional dan kegiatan
dalam kesehatan publik seperti pembasmian sarang nyamuk. Contohnya, jika
membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit
sarang yang mungkin akan dibasmi. Untuk menyediakan penawaran yang baik dari
barang publik, negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua
penduduk untuk membayar pada barang publik tersebut (berkaitan dengan
pengetahuan kurang dari eksternalitas positif pada pihak ketiga/kesejahteraan sosial).
Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak
pastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah
satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari
pihak yang lain. Biasanya para penjual yang lebih tahu tentang produk tersebut
daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini.
Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui bagaimana mobil
tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang
tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih
baik dari penjual merupakan penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan
kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini
mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota
keluarga yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J.
Arrow di artikel seminar tentang kesehatan tahun 1963 berjudul
"ketidakpastian dan Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian Kesehatan,
" di dalam American Economic Review. George Akerlof kemudian menggunakan
istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons.
Akerlof menyadari bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari
komoditas cenderung menurun, bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna
kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah
produk yang mereka beli akan menjadi sebuah "lemon" (produk yang
menyesatkan).
Penyebab Kegagalan Pasar
a. Kompetisi
yang tidak sempurna Sebagai contoh harga di pasar dapat terdistorsi oleh
kekuatan-kekuatan pembeli dan penjual berupa monopsoni, monopoli atau dalam
kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana sebuah pembeli atau
penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran.
Individu-individu tersebut dengan kekuatannya (baik uang maupun produk) dapat
melakukan pengaturan harga suatu barang atau jasa. Hal ini dapat berimplikasi
buruk terhadap pelaku pasar yang lain dan masyarakat yang membutuhkan barang
atau jasa tersebut.
Eksternalitas, eksternalitas adalah dampak tidak langsung –baik dampak
menguntungkan maupun merugikan- yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi.
Eksternalitas terjadi jika kegiatan ekonomi menghasilkan biaya tambahan atau
keuntungan tambahan bagi pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dari suatu
transaksi kegiatan ekonomi. Atau bisa terjadi juga dalam kasus dimana “pasar
tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi didalam orang
luar/asing.” Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas
positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di
televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika
proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas
negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi,
atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan
untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya.
Agar lebih mudah dipahami mungkin dengan contoh produksi rokok dapat
mengakibatkan biaya ekstra gangguan kesehatan bagi orang lain yang bukan
penjual dan pembeli rokok. Di sisi lain pembangunan hutan wisata akan
menghasilkan ekstra keuntungan yaitu ketersediaan oksigen yang lebih baik bagi
masyarakat sekitar. Dengan kata lain penjual dan pembeli tidak mengeluarkan
uang untuk biaya ekstra ataupun menerima uang dari keuntungan tambahan yang
ditimbulkan.Dalam keadaan seperti ini biasanya produk barang dan jasa yang meinumbulkan
biaya tambahan kepada masyarakat akan diproduksi secara besar-besaran. Hal ini
dapat dimengerti karena penjual dan pembeli tidak perlu menanggung biaya
tersebut. Masyarakat atau pihak ketiga lah yang menanggung beban itu. Sebagai
contoh kegiatan transaksi tanah yang bertujuan mengkonversi lahan dari lahan
pertanian menjadi perumahan atau peruntukan komersial. Kegiatan seperti ini
banyak dijumpai. Mengapa? Yang pertama adalah keuntungan ekonomi akibat
konversi tersebut. Hal lain adalah pelaku transaksi bebas dari biaya
eksternalitas yaitu dampak negatif berupa berkurangnya kualitas lingkungan
bahkan ketahanan pangan. Biaya ekstra ini harus ditanggung oleh masyarakat
karena tidak dibayar atau dibebankan pada pelaku transaksi. Sebaliknya,
konversi lahan pertanian untuk hutan wisata sangat jarang terjadi. Hal ini
karena pelaku pasar mengetahui bahwa selain untuk keperluan wisata, kawasan
tersebut juga memiliki manfaat lain seperti peningatan kualitas udara dan
pencegahan terhadap bahaya banjir. Sementara itu mereka tidak memperoleh
keuntungan atau bayaran dari eksternalitas yang dihasilkan dari masyarakat yang
diuntungkan. Akibatnya timbul sifat apatis berupa keengganan untuk melakukan
transaksi atau kegiatan serupa.
b. Informasi
yang Asimetris atau ketidakpastian (informasi yang inefisien). Informasi
asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi
yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Atau salah satu pihak yang
bernegosiasi di pasar memiliki informasi yang berhubungan dengan barang yang
diperdagangkan sementara pihak lain tidak. Ketidaksamaan informasi ini dapat
mengakibatkan keuntungan bagi salah satu pihak dan kerugian bagi pihak yang
lain. Misalnya seseorang yang berniat menjual tanah, tetapi tidak mengetahui
harga transaksi yang terjadi pada beberapa waktu terakhir. Maka si penjual
berpotensi mengalami kerugian dibandingkan calon pembeli yang telah memiliki
informasi tersebut. Kerugian penjual terjadi akibat tidak dimilikinya informasi
yang berakibat ketidakmampuannya untuk memperoleh harga yang adil sesuai
kehendak pasar yang efisien. Contoh lainnya, para pelaku bisnis mobil bekas
mungkin mengetahui dimana mobil tersebut telah digunakan sebagai mobil
pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana
pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupakan penjualan rumah
atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real
estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah
tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Mengenai hal tersebut
George Akerlof menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun
1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa dalam pasar seperti itu
nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun bahkan untuk kualitas yang
sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk
mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah “lemon” (produk
yang menyesatkan) atau sebaliknya.[18] Lebih jauh lagi, informasi yang
asimetris dapat mengakibatkan biaya transaksi yang lebih tinggi. Biaya ini
terjadi karena adanya kebutuhan akan jasa broker atau perantara. Biaya tersebut
adalah beban yang harus dibayar untuk kebutuhan informasi mengenai keadaan
harga pasar yang sesungguhnya di samping informasi mengenai calon pembeli atau
penjual. Kedua kondisi tersebut merupakan potensi penyebab dari inefisiensi
pasar yang pada gilirannya akan mengakibatkan kegagalan pasar.
Solusi Kegagalan Pasar
-
Solusi pada makalah kegagalan pasar ini menurut
pandangan Islam sebagai berikut:
a.
Larangan Ikhtikar
Ikhtikar
dapat diartikan menahan atau menimbun barang, terutama pada saat terjadi
kelangkaan dengan tujuan untuk menaikkan harga. Akibat dari ikhtikar ini
masyarakat luas akan dirugikan oleh sekelompok kecil yang lain. Sekalipun Islam
memberikan kebebasan kepada setiap orang dalam menjual, membeli dan yang
menjadi keinginan hatinya, tetapi Islam menentang dengan keras sifat egois yang
mendorong sementara orang dan ketamakan pribadi untuk menumpuk kekayaan atas
biaya orang lain dan memperkaya pribadi, kendati dari bahan baku yang menjadi
kebutuhan rakyat.
Agar harga
dapat kembali ke posisi semula maka pemerintah dapat melakukan berbagi upaya
menghilangkan penimbuanan ini. Namun tidak termasuk ikhtikar adalah penumpukan
yang dilakukan pada situasi ketika pasokan melimpah, misalnya penimbunan atau
penahanan pada saat panen besar, dan segera menjualnya pada saat pasar
membutuhkan.
b.
Membuka Akses Informasi
Beberapa
larangan terhadap praktik penipuan pada dasarnya adalah upaya untuk menyebarkan
keterbukaan informasi sehingga transaksi dapat dilakukan dengan sama-sama suka
dan adil. Beberapa larangan ini antara lain: talaqi rukhban (membeli barang
dengan cara mencegat para penjual di luar kota), bay najasyi (mencakup
pengertian kolusi dimana antarpenjual satu dengan yang lainnya melakukan kerja
sama untuk menipu konsumen), ghaban fahisy (upaya sengaja untuk mengaburkan
informasi sebab penjual memanfaatkan ketidaktahuan konsumen untuk mencari
keuntungan yang tinggi. Islam menganggap penipuan dan kecurangan terhadap
takaran, timbangan atau kualitas barang sebagai pebuatan dosa.
c.
Regulasi Harga
Menurut
Mannan yang dikutip tim P3EI UII regulasi harga harus menunjukkan tiga fungsi
dasar :
1) Fungsi
ekonomi yang berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan peningkatan
pendapatan masyarakat miskin melalui alokasi dan realokasi sumber daya ekonomi.
2) Fungsi
sosial dalam memelihara keseimbangan sosial antara masyarakat kaya dan miskin.
3) Fungsi moral
dalam menegkkan nilai-nilai syariah Islam, khususnya yang berkaitan dalam
transaksi ekonmi misalnya kejujuran, keadilan dan kemanfaatan.
Pada
dasarnya jika pasar sudah bekerja dengan sempurna, maka tidak ada alasan untuk
mengatur tingkat harga. Penetapan harga justru akan mendistorsi harga sehingga
akhirnya mengganggu mekanisme pasar itu sendiri. Jadi regulasi harga dapat
dilakukan pada situasi tertentu saja.
d. Peranan Pemerintah dapat melakuakan regulasi
harga apabila pasar bersaing tidak sempurna, dan keadaan darurat. Apabila
terpaksa menentapkan harga, maka konsep harga yang adil harus menjadi pedoman.
Adapun beberapa keadaan darurat diantaranya adalah harga naik sedemikian tinggi
di kuar kewajaran, menyangkut barang-barang yang amat dibutuhkan masyarakat,
terjadi ketidakadilan.
7.
Peranan
Pemerintah dalam Mengontrol Pasar
e. Untuk lebih
menjamin berjalannya pasar secara sempurna sebagaimana fungsinya peran
pemerintah sangat penting. Rasulullah SAW sendiri telah menjalankan fungsi
sebagaimarket supervisor atau Al-Hisbah, yang kemudian banyak dijadikan acuan
untuk peran negara terhadap pasar. Peran pemerintah dalam pasar diantaranya
adalah untuk mengatur dan mengontrol pasar serta moral secara umum
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Penyebab dari kegagalan pasar adalah adanya kompetisi
yang tidak sempurna, eksternalitas dan informasi yang asimetris.
2.
Sedangkan solusi mengatasi hal tersebut yaitu dengan
adanya larangan ikhtikar,
membuka akses informasi dan adanya regulasi harga
Eksternalitas, eksternalitas adalah dampak tidak
langsung –baik dampak menguntungkan maupun merugikan- yang ditimbulkan oleh
aktivitas ekonomi. Eksternalitas terjadi jika kegiatan ekonomi menghasilkan
biaya tambahan atau keuntungan tambahan bagi pihak ketiga yang tidak terlibat
langsung dari suatu transaksi kegiatan ekonomi.
Atau bisa terjadi juga dalam
kasus dimana “pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi
didalam orang luar/asing.” Dalam khasanah pemikiran ekonomi Islam Klasik,
pasokan (penawaran) telah dikenal sebagai kekuatan penting di dalam pasar.
Semakin tinggi harga maka semakin banyak pua jumlah barang yang akan dijual.
B. Saran
Diciptakan pasar persaingan sempurna dengan dibukanya pasar bebas utuk
semua negara baik berkembang maupun maju, dan tidak hanya masyarakat yang
produktif pada suatu produk saja tetapi masyarakat juga harus mampu menciptakan
suatu yang baru dengan teknologi dengan berbagai tahan di semua cuaca atau
tahan bantik dll. Dan diciptakan suatu akses internet juga dapat dipakai di
semua tempat umum misalnya jalan raya,halte,maupun di kendaraan umum
lainnya,dll dengan gratis
DAFTAR
PUSTAKA
Bade, Robin; and Michael Parkin.
Foundations of Microeconomics. Addison Wesley Paperback 1st Edition: 2001.
Eaton, B. Curtis; Eaton, Diane F.;
and Douglas W. Allen. Microeconomics. Prentice Hall, 5th Edition: 2002.
Frank, Robert A.; Microeconomics and
Behavior. McGraw-Hill/Irwin, 6th Edition: 2006.
Friedman,
Milton. Price Theory. Aldine Transaction: 1976
Katz, Michael L.; and Harvey S.
Rosen. Microeconomics. McGraw-Hill/Irwin, 3rd Edition: 1997.
Kreps, David M. A Course in
Microeconomic Theory. Princeton University Press: 1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar