Myhafiezers
Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/05/cara-membuat-efek-hujan-di-blog.html#ixzz28L2z92pC

Universitas Gunadarma

Senin, 25 Mei 2015

Tulisan - catatan penulisan ilmiah

Nama : AMALIA ANANDA PUTRI
Npm   : 10212676
Kelas : 3EA20

MEMBUAT CATATAN HARIAN “PENULISAN ILMIAHI”
Saya ada tugas softkill di suruh oleh dosen softkill ibu untuk pembuatan bab 1 setelah sudah jadi saya di suruh mengirim penulisan ilmiah itu ke dosen pembimbing ya sebenar gampang karna langsung dapat revisi tp yg namanya kita butuh kebenaran ketepatan dalam bahasa ilmiah yang baik dan benar kita juga takut pada saat menulis kan untuk bab bab selanjutnya iyalah pasti. Disisi lain ada enaknya juga karna langsung revisi tidak perlu takut takut pi kita tidak diterima karena sudah menjadi tanggung jawab si dosen pembimbing.
Setelah itu ketika anak anak yang diajarkan dosen pembimbing ini tidak dapat melanjutkan karena sudah tidak tau lagi harus bagaimana barulah dateng sang dosen pembimbing mengabari anak asuhnya untuk bimbingan lagi dan dosen pembimbing tersebut menginginkan kelarkan sampai bab 5 lalu revisi dan lanjut sidang Penulisan ilmiah.

Sabtu, 23 Mei 2015

Tugas Softkill - bahasa indonesia 2

Nama  : Amalia Ananda Putri
Npm    : 10212676
Kelas  : 3EA20

Tugas softkill
- buku harian penulisan ilmiah
- penyusunan tesis
- karangan ilmiah
- laporan penulisan laporan ilmiah

Buku harian penulisan ilmiah

Buku harian penulisan terdiri dari Sistematika sistematika adalah salah satu untuk menyusunan buku harian penulisan ilmiah adalah peraturan dasar dalam menyusun suatu hal agar menjadi teratur, terstruktur, rapi, jelas dan baik yang kelanjutanya akan bermanfaat bagi penggunanya untuk dijadikan sebagai sumber informasi. Dalam melakukan kegiatan penulisan ilmiah pun memerlukan sistematika untuk membentuk tulisan yang berbobot dan teratur. Sistematika penulisan sering digunakan oleh semua individu baik itu yang berada di lembaga pendidikan, pemerintah, yayasan, maupun perusahaan. Tujuan utama sistematika penulisan ilmiah tentunya sangat bermanfaat bagi pihak penulis maupun pembaca. Bagi pihak penulis Sistematika penulisan ilmiah sangat bermanfaat untuk :
1. untuk membentuk ilmiah yang memiliki keteraturan, berbobot, dan berisi.
2. kejelasan dan kelengkapan dalam menyampaikan teori-teori dan opini suatu hal yang dibahas kepada pembaca.
Sistematika penulisan pun membawa manfaat bagi pihak pembaca, manfaatnya adalah agar pembaca dapat mengetahui semua informasi dengan jelas dan tepat dari isi ilmiah tersebut sehingga tidak akan terjadi kesalahan saat membaca ilmiah tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat suatu ilmiah dengan menggunakan sistematika penulisan adalah :

1. Penulis harus memerhatikan bagian-bagian manakah yang harus diletakan atau dimasukan pada masing-masing unsur atau bagian sistematika. Misalnya: Latar belakang atau dasar permasalahan objek pembahasan suatu ilmiah harus diletakan pada Bab I, biasanya dikenal dengan Bab Pendahuluan.
2. ketelitian dalam menyusun sistematika ilmiah diperlukan oleh seorang penulis untuk menyusun suatu ilmiah.
3. Ada baiknya sebelum menyusun atau membangun isi ilmiah yang terdiri dari beberapa Bab, penulis disarankan membuat daftar atau draft bagian-bagian pembahasan yang akan dimasukan dalam ilmiah. Hal tersebut bermanfaat untuk memberikan kemudahan kepada penulis pada saat menulis dan mengurangi kesalahan pada saat menulis.

Berikut adalah Sistematika penulisan ilmiah yang umumnya digunakan ialah :
• Cover / Halaman depan
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
• BAB I (Pendahuluan)
-. Latar belakang
-………..
-………..
• BAB II(Pembahasan)
– Pengertian ….
– ………..
– ………..
• BAB III (Penutup)
– Kesimpulan
– Saran dan kritik
• Daftar Pustaka
Sebagian sistematika penulisan ilmiah juga terdapat tambahan sebelum daftar pustaka, yaitu Lampiran dan Daftar Rujukan. berikut adalah penjelasan mengenai sistematika penulisan ilmiah:

A. Cover atau Halaman Depan
Halaman depan merupakan bagian penting dari sistematika penulisan. tanpa halaman depan ilmiah, pembaca tidak akan mengetahui objek yang dibahas oleh penulis. Halaman Depan ilmiah terdiri dari Judul ilmiah, nama penyusun, dan nama instasi atau lembaga penulis berasal. Judul yang terdapat pada halaman depan ini akan membantu pembaca mengetahui objek masalah secara keseluruhan.

B. Kata Pengantar
Sama pentingnya dengan halaman depan ilmiah, kata pengantar adalah susunan paragraf memiliki fungsi sebagai pengantar atau pembuka yang berisi kalimat-kalimat penulis yang ditujukan kepada pihak-pihak yang langsung berkaitan dengan proses pembuatan ilmiahnya. Biasanya menulis Paragraf pertama pada kata pengantar selalu dimulai dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan, dan paragraf selanjutnya penulis biasanya akan berterima kasih kepada pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam proses penyusunan ilmiah. Ekspresi permohonan maaf yang mungkin saja timbul pada penulisan ilmiah oleh penulis akan terlihat pada paragraph terakhir. jangan lupa untuk mencamtukan tanggal pembuatan kata pengantar dan nama penulis.

C. Daftar Isi
Daftar isi adalah Daftar yang berisi sekumpulan nomor halaman untuk mempermudah pembaca menemukan bagian atau isi yang akan dibaca. Daftar isi berada setelah kata pengantar dalam sebuah ilmiah. Disarankan daftar isi di buat pada saat seluruh pembentukan isi-isi ilmiah telah selesai dibuat.

D. Pendahuluan
Pada bab I terdapat unsur-unsur berikut ini :
1. Latar belakang
2. Masalah penulisan topik
3. Tujuan penulisan

PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Untuk mengasilkan tulisan yang baik setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis yaitu keterampilan berbahasa, penyajian dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis. Setelah selesai membuat langkah-langkah penulisan maka seorang penulis harus membuat laporan dari penulisan yang dia buat.
1.2Rumusan Masalah
1.Apakah macam-macam laporan dalam penulisan ilmiah?
2.Apakah ciri-ciri laporan ilmiah?
3.Bagaimanakah persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah?
1.3Tujuan
1.Untuk mengetahui macam-macam laporan dalam penulisan ilmiah
2.Untuk mengetahui ciri-ciri laporan ilmiah
3.Untuk mengetahui persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah
PEMBAHASAN
Laporan Ilmiah
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan.
Macam-macam Laporan
a.Laporan berbentuk formulir isian
laporan ini biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diserahkan pada tujuan yang akan dicapai.
b.Laporan berbentuk surat
Laporan yang bentuk surat prinsipnya sama dengan surat biasa perbedaannya terlatak pada isi dan panjang surat.
c.Laporan berbentuk memorandum
Laporan berbentuk memo atau catatan pendek lebih singkat dibanding surat.laporan ini sering digunakan dalam lingkungan organisasi/lembaga/antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja.
d.Laporan perkembangan dan keadaan
Laporan perkembangan adalah laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan,perubahan yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan tujuannya untuk menyebarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
e.Laporan berkela
Laporan berkela dibuat secara rutin (harian,mingguan,bulanan,tahunan) misalnya laporan keuangan,produksi dan peningkatan prestasi.
Ciri-ciri Laporan
a.Ringkas
Dalam laporan yang ditulis hanya mengemukakan hal pokok secara ringkas yang berhubungan dengan tugasnya sehingga penerima laporan segera mengetahui permasalahannya.
b.Lengkap
      Laporan akan semakin sempurna jika dilengkapi dengan sumber kepustakaan.
c.Logis
Laporan dianggap logis jika keterangan yang diberikan dapat ditelusuri alasan-alasan yang masuk akal.
d.Sistematis
      Laporan dianggap sistematis jika disusun secara berurutan dan saling berhubungan.
Persyaratan Bagi Pembuat Laporan
1.Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
2.Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat.
3.Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
4.Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain.
PENUTUP
Kesimpulan
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan.
Macam-macam Laporan
1.Laporan berbentuk formulir isian
2.Laporan berbentuk surat
3.Laporan berbentuk memorandum
4.Laporan perkembangan dan keadaan
5. Laporan berkela
Ciri-ciri Laporan
1.Ringkas
2.Lengkap
3.Logis
4.Sistematis
DAFTAR PUSTAKA
http://bald-gugungondrong.blogspot.com/2013/05/pengertian-tujuan-manfaat-jenis-dan.html
http://asendra.blogspot.com/2013/05/laporan-ilmiah-tugas-bahasa-indonesia-2.htm
http://panduanguru.com/persyaratan-penulis-laporan-ilmiah-panduan-laporan-ilmiah-untuk-guru

2. Penyusunan tesis

Tesis adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu

Bagian-Bagian Tesis
Pada buku pedoman ini naskah tesis dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
(1) abstrak;
(2) bagian persiapan;
(3) tubuh utama tesis;
(4) daftar pustaka;
(5) lampiran.
II.2 Abstrak
Abstrak yang dimaksudkan merupakan extended abstract terdiri atas satu halaman abstrak atau lebih yang memuat abstrak tesisnya sendiri. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, masing-masing dimulai pada halaman baru.
Abstrak terdiri atas 500 - 800 kata dan memuat permasalahan yang dikaji, metode yang digunakan, ulasan singkat, serta penjelasan hasil dan kesimpulan yang diperoleh. Di dalam abstrak tidak boleh ada referensi.
Abstrak tesis dicetak dengan jarak satu spasi dan mempunyai batas tepi yang sama seperti tubuh utama tesis. Halaman-halaman yang memuat abstrak tesis diberi judul ABSTRAK, yang berjarak ± 3 cm dari tepi atas kertas. Halaman ini juga memuat judul tesis, nama lengkap mahasiswa dan NIM yang bersangkutan. Kalimat pertama abstrak tesis berjarak 1,5 spasi dari baris terakhir NIM mahasiswa. Kata pertama atau awal paragraf baru dipisahkan dengan dua spasi dari kalimat terakhir paragraf yang mendahuluinya. Format halaman abstrak dapat dilihat pada lampiran 2 buku pedoman ini.
Lembar abstrak diakhiri dengan daftar kata kunci (keywords).

Karangan Ilmiah

Karya ilmiah lazim juga disebut karangan ilmiah. Lebih lanjut, Brotowidjoyo menjelaskan karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5 langkah pokok proses ilmiah, yaitu (1) mengenali dan merumuskan masalah, (2) menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis, (3) merumuskan hipotesis atau dugaan hasil sementara, (4) menguji hipotesis, dan (5) menarik kesimpulan.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal, ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Ciri Karya Ilmiah

Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Objektif.

Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

2. Netral.

Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

3. Sistematis.

Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

4. Logis.

Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).

Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang berkampanye
6.  Tidak Pleonastis

Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).

7.  Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris)  yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel,  feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

Sumber :

1. http://one.indoskripsi.com/node/1689
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
3. http://menulisbukuilmiah.blogspot.com/2008/10/karya-tulis-ilmiah-ciri-dan-sikap.html
4. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090418142946AABdXER
5. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/kary